Jelantah Batam - Harga CPO ( Crude Palm Oil ) diperkirakan akan merosot pada tahun 2018. Hal ini dikarenakan banyak faktor. Dua negara pengimpor minyak sawit terbesar India dan Republik Rakyat Tionghoa (RRT) menurunkan permintaannya, dikarenakan produksi kedelai meningkat yang dimana minyak kedelai merupakan pengganti minyak sawit yang kegunaannya hampir sama digunakan untuk biodiesel dan makanan ). Tentunya dengan meningkatnya produksi kedelai di dunia maka harga pasaran dunia akan menurun karena banyaknya pasokan.
Baca juga : Cangkang Sawit Sebagai Sumber Biomassa
Faktor lain penentu harga CPO adalah pasokan dan permintaan minyak nabati. Pasokan minyak nabati pada tahun sebelumnya akan mempengaruhi harga sawit pada tahun berikutnya. Khususnya di Indonesia dan Malaysia, faktor cuaca juga menjadi penentu produktifitas CPO.
Produktifitas minyak nabati non sawit seperti minyak kedelai juga menjadi sorotan. Produsen minyak kedelai yang berasal dari Eropa, Amerika Serikat serta Amerika latin jika produksi minyak kedelai dunia meningkat maka akan mengurangi harga CPO karena konsumen beralih ke minyak kedelai. Faktor lain yang mempengaruhi harga CPO adalah kenaikan suku bunga secara bertahap, serta penguatan mata uang US Dollar terhadap mata uang Argentina, Brasil dan India dan tidak adanya perang dagang.